Dalam estetika tradisional Jepang, wabi-sabi adalah pandangan dunia yang berpusat pada penerimaan kefanaan dan ketidaksempurnaan. Estetika kadang-kadang digambarkan sebagai salah satu apresiasi keindahan yang "tidak sempurna, tidak kekal, dan tidak lengkap" di alam.
Apa artinya wabi-sabi?
Wabi sabi adalah sebuah filosofi estetika kuno yang berakar pada Buddhisme Zen, khususnya upacara minum teh, sebuah ritual kemurnian dan kesederhanaan di mana mangkok-mangkok berharga dibuat dengan tangan dan bentuknya tidak beraturan, dengan glasir yang tidak rata, retakan, dan keindahan yang menyimpang dari ketidaksempurnaan yang disengaja.
Apa contoh wabi-sabi?
Wabi mengacu pada jenis keindahan yang ditemukan dalam hal-hal yang asimetris, tidak rata atau tidak seimbang. Asimetri mangkuk keramik adalah contoh wabi. Sabi adalah keindahan hal-hal tua dan berbicara tentang ketidakkekalan hidup melalui perjalanan waktu. Contoh sabi adalah patina indah yang ditemukan di dinding logam tua yang berkarat.
Siapa yang menciptakan wabi-sabi?
Wabi-sabi dibawa ke puncaknya, pada abad ke-16, oleh Sen no Rikyu. Putra seorang pedagang dan murid Murata Juko, Rikyu memulai pengabdiannya sebagai master teh kepada Oda Nobunaga. Setelah kematian Nobunaga, Rikyu memasuki pekerjaan penggantinya, Toyotomi Hideyoshi.
Apakah wabi-sabi berlaku untuk orang?
Seperti yang ditulis Beth Kempton dalam bukunya, Wabi Sabi, a Japanese Wisdom for a Perfect Imperfect Life: “Sederhananya, wabi sabi memberiAnda izin untuk menjadi diri sendiri. Ini mendorong Anda untuk melakukan yang terbaik tetapi tidak membuat diri Anda sakit dalam mengejar tujuan kesempurnaan yang tidak dapat dicapai.