Ekspresi gagasan kolektivis modern dan berpengaruh paling awal di Barat adalah dalam Du contrat social karya Jean-Jacques Rousseau, dari 1762 (lihat kontrak sosial), di mana ia diperdebatkan bahwa individu menemukan keberadaan dan kebebasannya yang sebenarnya hanya dengan tunduk pada “kehendak umum” komunitas.
Bagaimana sejarah kolektivisme?
Kolektivisme lebih lanjut berkembang pada abad ke-19 dengan gagasan dan tulisan Karl Marx. Marx adalah salah satu filsuf paling berpengaruh dalam dua abad terakhir. Tulisan-tulisannya mengilhami revolusi di beberapa negara dan masih digunakan sampai sekarang untuk mendukung hak-hak pekerja dan prinsip-prinsip sosialis lainnya.
Siapa yang mencetuskan kolektivisme dan individualisme?
Individualisme dan kolektivisme adalah salah satu dari lima dimensi yang diusulkan oleh psikolog sosial Belanda Geert Hofstede dalam studinya yang terkenal, Culture's Consequence (1980). Hofstede, yang saat itu bekerja dengan IBM, menemukan harta karun berupa data dari berbagai grup IBM di lebih dari 50 negara.
Di mana kolektivisme ditemukan?
Kolektivisme: Kepedulian Budaya
Kolektivisme adalah pola budaya yang ditemukan di sebagian besar masyarakat tradisional, terutama di Asia, Amerika Latin, dan Afrika. Berbeda dengan individualisme, yang merupakan pola budaya yang banyak ditemukan di Eropa Barat, Amerika Utara, Australia, dan Selandia Baru.
Apa gagasan utamakolektivisme?
Budaya kolektivis menekankan kebutuhan dan tujuan kelompok secara keseluruhan di atas kebutuhan dan keinginan setiap individu. Dalam budaya seperti itu, hubungan dengan anggota lain dari kelompok dan keterkaitan antara orang-orang memainkan peran sentral dalam identitas setiap orang.