II 23 secara sederhana dapat diringkas sebagai berikut: Aristoteles menyatakan bentuk sempurna dari silogisme induktif, meskipun ia membatasinya pada satu suasana hati dan figur, dan meskipun ia membenarkan validitasnya dalam pencacahan keterangan.
Apakah Aristoteles menggunakan penalaran induktif atau deduktif?
Filosof Yunani Aristoteles, yang dianggap sebagai bapak penalaran deduktif, menulis contoh klasik berikut: P1.
Jenis penalaran apa yang digunakan Aristoteles?
Untuk mempelajari dan mempertanyakan sepenuhnya, Aristoteles memandang logika sebagai sarana dasar penalaran. Untuk berpikir secara logis, seseorang harus menerapkan silogisme, yaitu suatu bentuk pemikiran yang terdiri dari dua premis yang mengarah pada suatu kesimpulan; Aristoteles mengajarkan bahwa bentuk ini dapat diterapkan pada semua penalaran logis.
Siapa yang percaya pada penalaran induktif?
Aristoteles mengambil pendekatan induktif, menekankan perlunya observasi untuk mendukung pengetahuan. Dia percaya bahwa kita dapat bernalar hanya dari fenomena yang dapat dilihat. Dari sana, kami menggunakan logika untuk menyimpulkan penyebab. Perdebatan tentang penalaran tetap sama sampai zaman Isaac Newton.
Apakah penalaran induktif menurut Aristoteles?
Menurut Aristoteles, pengetahuan ilmiah "berawal dari apa yang sudah diketahui… … Perbedaan antara silogisme dan induksi adalah sebagai berikut: "induksi adalah titik awalnyayang pengetahuan bahkan tentang universal mengandaikan, sedangkan silogisme berasal dari universal" (V1. 3 hal.