Agen bakteriostatik (misalnya, kloramfenikol, klindamisin, dan linezolid) telah digunakan secara efektif untuk pengobatan endokarditis, meningitis, dan osteomielitis-indikasi yang sering dianggap memerlukan aktivitas bakterisida.
Kapan Anda akan menggunakan antibiotik bakteriostatik?
Antibiotik bakteriostatik membatasi pertumbuhan bakteri dengan mengganggu produksi protein bakteri, replikasi DNA, atau aspek lain dari metabolisme sel bakteri. Mereka harus bekerja sama dengan sistem kekebalan untuk menghilangkan mikroorganisme dari tubuh.
Apakah bakterisida atau bakteriostatik lebih baik?
Mayoritas uji coba di berbagai infeksi tidak menemukan perbedaan kemanjuran antara agen bakteriostatik versus bakterisida. Dari tujuh percobaan yang menemukan perbedaan yang signifikan secara statistik dalam hasil klinis, enam menemukan agen bakteriostatik lebih unggul dalam kemanjuran.
Mengapa antibiotik bakteriostatik berguna saat mengobati infeksi?
Dalam mengobati infeksi saluran kemih dan mencegah infeksi luka stafilokokus, penelitian telah menunjukkan bahwa obat bakteriostatik bekerja sebaik obat bakterisida. Pada infeksi sistem saraf pusat, obat bakterisida yang cepat dapat melepaskan produk bakteri yang merangsang peradangan.
Mengapa dokter meresepkan pengobatan bakteriostatik vs bakterisida?
Obat antibakteri bisabakteriostatik atau bakterisida dalam interaksinya dengan bakteri target. Obat bakteriostatik menyebabkan penghambatan pertumbuhan yang reversibel, dengan pertumbuhan bakteri dimulai kembali setelah eliminasi obat. Sebaliknya, obat bakterisida membunuh bakteri targetnya.